Tanjungpinang
– Berita tentang hancurnya moral generasi muda bangsa Indonesia kembali
meramaikan media. Kali ini dari Tanjungpinang, diberitakan sekelompok
siswa siswi SMPN 6 Tanjungpinang ternyata sudah terbiasa melakukan
hubungan seks beramai-ramai di ruang kelas usai rame-rame menonton film
porno.
Ketika aksi pesta seks itu
ketahuan dan dikonfirmasi kepada salah seorang siswi, ia pun mengakui
bahwa perbuatan amoral di ruang kelas itu betul-betul terjadi. “Cuma
saya dan ada seorang kawan perempuan yang tak menonton. Pelajar lainnya
menonton semua.” Kata seorang siswi kelas VII D kepada Parida, Wakil
Kepala Sekolah SMPN 6 Tanjungpinang.
Peristiwa itu berulang tiap kali kelas
tak ada aktivitas belajar. Tontonan yang dilihat puluhan mata siswa
kelas VII itu adalah film porno yang menayangkan berbagai macam adegan
seks. Ironisnya, tak sedikit di antara mereka usai menonton kemudian
mempratikkan adegan yang ditontonnya di dalam kelas.
Parida mengaku kecolongan karena
pelajarnya sampai bisa menonton film porno rame-rame lewat ponselnya.
Mereka bergantian memperlihatkan film yang didapatnya. Teman lainnya
menunjukkan film bergenre sama ke teman lainnya. Begitu lah kegiatan
mereka sehari-hari.
Dari keterangan siswi tadi, Parida
mengetahui anak didiknya bertindak tak layaknya pelajar. Ia dan
guru-guru lainnya berusaha memutus perilaku bejat para siswa-siswi
tersebut agar tak lagi mengulangnya di lingkungan sekolah. Razia ponsel
pelajar pun digelar tapi informasi itu selalu bocor lebih dulu.
“Mereka sudah tahu semuanya. Karena itu,
mereka sudah terlebih dahulu menyembunyikan handphonenya di
tempat-tempat yang sulit dijangkau,” cerita Parida yang juga guru
Bimbingan dan Penyuluhan (BP) itu.
Razia ponsel sudah dilakukan pihak
sekolah berkali-kali. Ketika mereka kedapatan membawa ponsel, sekolah
menyitanya dan baru mengembalikannya kala siswa menamatkan
pendidikannya. Namun usaha baik pihak sekolah itu ternyata justru banyak
ditentang orangtua siswa.
Parida mengaku tak keberatan kalau aksi
anak didiknya yang rame-rame menonton film porno diberitakan di media
massa. Harapannya, pemberitaan media membuat para orangtua tersadar
untuk tidak mengizinkan anak-anaknya membawa handphone ke sekolah.
“Kami akan lebih tegas lagi. Kami akan
panggil orangtua dan menegaskan larangan siswa membawa handphone. Saya
juga mengimbau seluruh orangtua di Tanjungpinang, kalau memang sayang
anak, tak perlu mengizinkan membawa handphone,” tegasnya.
SUMBER : TRIBUNNEWS DAN CITIZENJURNLISM
No comments:
Post a Comment